20/07/10

penikmat cinta: bahasa

penikmat cinta: bahasa: "Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan sebagai bahasa pengantar di jenjang sekolah mulai dari persekolahan Taman Kanak-Kanak s..."

bahasa

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan sebagai bahasa pengantar di jenjang sekolah mulai dari persekolahan Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Selain itu bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Oleh sebab itu peekmebangan dan pertumbuhannya memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi) saling berbagi rasa, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Mengingat pentingnya bahasa tersebut, kita sebagai warga Negara Indonesia, sudah sepantasnya berbangga memiliki bahasa sendiri dan sudah sewajarnya ikut membina dan memelihara, supaya tidak terjadi penyimpangan penggunaan bahasa baik dari kaidah-kaidah yang telah ditentukan maupun pilihan atau penggunaan makna kata.kalimat yang terkandung di dalamnya. Makna, sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar, sesuai kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti dan dimengerti, dalam keseluruhannya memiliki tiga tingkat keberadaan. Pada tingkat pertama, makna menjadi isi abstraksi yang benar. Tinkat kedua, makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan. Pada tingkat ketiga, makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi tertentu (Aminudin, 1988: 7). menyadari bahwa bahasa selain menyertai kegiatan berfikir, juga menjadi kode dalam penyampaian dan pemakaian pesan kajian makna dalam totalitasnya, akhirnya harus merambah ketiga tingkatan di atas. Mengkaji makna pada tingkat pertama, membuahkan pemakaian tentang cara mengolah pesan secara benar; memahami makna pada tingkat kedua menghasilkan pemakaian tentang cara menata struktur kebahasaan secara benar , sehingga menghadirkan makna seperti yang diinginkan, dan memahami makna pada tingkat ketiga, menghasilkan pemahaman tentang cara menggunakan struktur kebahasaan itu dalam konteks komunikasi secara tepat. Kemampuan mengolah pesan, menata struktur kebahasaan, serta menggunakannya secar tepat, tentunya juga memiliki salah satu harapan seluruh pemakai suatau bahasa. Seandainya para pemakai bahasa Indonesia berhasilmencapai harapan itu, berarti mereka secara lebih mantap ikut meningkatkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebudayaan. Selain itu himbauan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar diam-diam telah dilaksanakan. Kemamuan bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa ilmu, sama sekali tidak di ragukan lagi, dalam hal ini ada baiknya kita , memperhatikan penjelasan Havranek (1964)tentang ciri kecendekian bahasa. Menurut pemuka aliran lingistik praha itu, kecendekiaan suatu bahasa ditandai oleh (1) kemampuannya dalam membentuk dan menyampaikan pernyataan yang tepat, seksama, dan kaya : (2) bentuk kalimatnya mencerminkan ketelitian penalaran yang objektif sehingga relasi strukturnya mirip proporsi logika : (3) menunjukan hubungan antara kalimat yang selaras, logis, dan memiliki bantukan (Aminudin, 1998:8). Memperhatikan dari kenyataan, bahwa pada umumnya setiap siswa menganggap pelajaran bahasa Indonesia itu mudah, hal ini dimungkinkan mereka sering memdengar orang berbicara dalam bahasa Indonesia atau sering membaca buku-buku yang di tulis dalam bahasa Indonesia. Penulis berpendapat bahwa anggapan semacam itu kurang tepat, hal ini dapat kita buktikan dalam kehidupan sehari-hari masih terdapat kesalahan dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Kesalahan berbahasa lisan dapat kita temukan bila kita menyimak seseorang yang sedang pidato, khotbah, diskusi, wawancara atau palapalan, tekanan nada kalimat atau maknanya. Adapun kesalahan dalam bahasa tulis, dapat kita lihat pada majalah. Koran, atau karangan siswa yang berupa kesalahan pada pengguna ejaan dan pilihan kata, makna kata atau makna kalimat. Sehubungan dengan itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian, agar bahasa Indonesia yang kita pakai baik dan benar serta di tunjang oleh kemahiran berbahasa, baik lisan maupun tulisan dan memahami makna serta kaidah-kaidah yang di gunakan dalam berbahasa Indonesia. Untuk memahami tuntutan tersebut, ketentuan-ketentuan berbahasa yang baik dan benar ahrus di pelajari. Salah satu penunjang kearah penyempurnaan tersebut, adalah dengan mengadakan berbagai latihan atau mengadakan penelitian disemua jenjang sekolah, khusus dalam hal ini yang berhubungan dengan makna kata. Dengan mengetahui makna suatu kata, baik pembicaraan maupun pendengar yang menggunakan lambang-lambang berdasarkan sistem bahasa tertentu, percaya tentang apa yang mereka bicarakan. Kita dapat melihat makna suatu kata didalam kamus tertentu. Tetapi didalam kehidupan sehari-hari orang tidak selamanya membuka kamus kalau ada yang ia tidak mengerti, dan orang tidak perlu membuka kamus kalau hendak berkomunikasi. Kata, konsepkata dan kaidah pendukungnya telah ada dalam otaknya yang sewaktu-waktu muncul kalau diperlukan. Pengetahuanntentang bahsa sendiri seperti itu, disebut kompetisi (competence). Kompotisi murupakan suatu yang tak terbatas, sedangkan penampilan (performance) terbatas pada factor-faktor fisik dan temporal. Kata atau kalimat yang mengandung makna, milik pemakai bahasa. Karena pemakai bahasa bersipat dinamis, yang kadang-kadang memperluas makna suatu kata ia berkomunikasi mak makna suatu kata berubah-ubah. Tidak dapat disangkal lagi, bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa, yakni agar para siswa terampil berbahsa: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis. Dan suatu hal yang sudah pasti ialah bahwa keterampilan berbahasa menurut kosakata yang cukup. Kekayaan kosakata seseorang turut menentukan kualitas keterampilan berbahsa orang tersebut. Untuk mencapain tujuan itu, maka disamping meningkatkan pengajaran tentang makna disekolah-sekolah.