24/11/10

TATA SURYA

Tata surya merupakan kumpulan benda langit yg terdiri matahari ,planet,asteroid, serta komet yg mengelilingi matahari,ribuan tahun yg lalu kala orang mempercayai BUMI merupakan pusat TATA SURYA. Semua orang berpendapat jika seluruh benda langit yg terdapat pada TATA SURYAini bergerak mangelilingi BUMI Paham ini di kemukakan oleh PTOLOMEUS dan paham nya di sebut dengan GEOSENTRIS.namun pada abad ke 16 paham geosentris berhasil di patahkan oleh seorang ilmuan yang bernama NICOLAUS COPERNICUS .ia berpendapat bahwa pusat tata surya adalah MATAHARI.paham sering di sebut dgn HELIOSENTRIS. Dan paham ini menjadi paham yg terpercayai sampai saat ini,di karenakan teori nya yg terpercaya. Dan paham ini men definisikan kumpulan banda langit tersebut sebagai berikut; 1.matahari ,merupakan pusat tata cahaya dunia,di mana sumber cahaya yg menemani dunia 2.planet,merupakan sebuah kumpulan benda langit yg salah satu nya berkehidupan, yaitu BUMI.yg lainya adalah planet yg tak berkehidupan yaitu , a.MERKURIUS,merupakan planet terdekat dgn matahari,pada tahun 1974,pesawat antariksa mariner mendekati merkurius,gambar gambar yg d dapat manunjukan permukaan merkurius di penuhi oleh kawah yg mirip dgn permukaan bulan. b.VENUS,merupakan planet putih dan terang,planet ini di kenal sebagai BINTANGTIMUR ATAU BINTANG FAJAR c.BUMI,adalah satu satu nya planet yg berkehidupan, yg mamberikan kenyamanan hidup ,karena atmosfer bumi yg mengandung OKSIGEN yg berguna untuk bernafas dan cukup tebal untuk melindungi permukaan bui dari radiasi matahari d.MARS,merupakan planet yg empunyai warna kemerah merahan, e.JUPITER,merupakan planet terbesar dalam tata surya f.SATURNUS,merupakan planet yg berwarna kekuning kuningan g.URANUS,merupakan planet yg di temukan pada tanggal 13 MARET 1781,oleh WILIAM HERSCHEL h.neptunus,merupakan planet yg di temukan oleh JOHANN GOTTFRIED pada tanggal 23 september 1846 i.pluto merupakan planet yg sekarang tak di anggap sebagai planet lagi,namun kumpulan benda langit ini di temukan pada tanggal 18 febuari 1930 selanjutnya,benda langit yang mengelilingi matahari adalah asteroid dan komet,dan akan di bahas oleh pemateri berikutnya

14/11/10

karangan eksposisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi sangat kita rasakan. Dengan bahasa, kita dapat mengungkapkan pokok-pokok pikiran dan gagasan secara lisan dan tulisan. Karena fungsi bahasa sebagai alat komunikasi maka kita saling mengenal dan saling berhubungan antara anggota masyarakat. Sehubungan dengan hal ini Keraf (1980:4) mengatakan : “ Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita melahirkan perasaan kita, dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan kemasyarakatan, ia juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil-hasilnya yang berguna bagi masa kini dan masa akan datang”. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi bahasa sangat penting untuk memperlancar kegiatan manusia karena tanpa bahasa kegiatan manusia akan terhambat. Sebagai pengguna bahasa, kita dituntut untuk menguasai bahasa dengan baik dan benar. Oleh karena itu, bahasa menjadi mata pelajaran yang penting pada setiap pendidikan. Pelajaran bahasa yang ada pada setiap jenjang pendidikan adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Konstitusi Negara Indonesia akan terwujud apabila dibelajarkan secara terus menerus dengan mengedepankan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik melalui pemahaman penghayatan dan aplikasi dalam kehidupan di Sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara sebagaimana tersebut di atas, perlu dierhatikan beberapa aspek dalam rangka optimalisasi pembelajaran di Sekolah dengan mewujudkan pembelajaran yang terpadu. Aspek yang dimaksud antara lain; aspek perkembangan peserta didik dalam hal fisik, intelektual, pribadi, lingkungan dan sosial, emosional serta moralnya, kesiapan guru sebagai penerjemah dan perancang kurikulum, iklim belajar bergeser dari intruksional ke transaksional, target kompetensi yang akan dicapai, sarana dan prasarana pendidikan Dengan diberikannya pelajaran Bahasa Indonesia pada setiap jenjang pendidikan, diharapkan siswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan ataupun tulisan. Menulis merupakan salah satu ciri orang yang terpelajar. Seorang ahli mengatakan bahwa : “ tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mepengaruhi orang lain dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (para penulis) yang dapat mneyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jelas dan mudah dipahami; kejelasan tersebut tergantung pada pikiran susunan kalimat yang cerah “. ( Morsey dalam Tarigan,1985:20) Melalui penelitian ini, penulis ingin mendapatkan gambaran mengenai keefektifan penerapan teknik diskusi dan pemberian tugas dalam pengajaran mengarang eksposisi di kelas VIII, SMPN 3 Bayongbong Garut. Melalui penelitian diharapkan penulis mendapatkan gambaran dan menilai hasil mengarang siswa. Hasil karangan siswa, penulis nilai dari segi kesesuaian isi karangan dengan jenis karangan eksposisi. Hasil penilaian penulis ini, diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap keefektifan teknik diskusi dan pemberian tugas apabila diterapkan dalam pengajaran menulis karangan eksposisi di kelas VIII, SMPN 3 Bayongbong Garut. Alasan penulis menganalisis hasil pengajaran mengarang eksposisi adalah, menulis merupakan pokok bahasan tersendiri dari pokok-pokok bahasan yang lain dalam pelajaran Bahasa Indonesia, dan salah satu bahan itu adalah menulis karangan eksposisi. Melalui tulisan itu siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasan. Secara tidak langsung, kegiatan menulis dapat memacu siswa, dapat mengungkapkan ide atau gagasan secara tidak langsung, kegiatan menulis dapat memacu siswa terampil berbahasa, khususnya dalam berbentuk bahasa tulis. Dengan terampil menulis, berarti siswa terampil dalam kegiatan berbahasa tulis. Sehubungan dengan hal di atas, Rusyana (198: 134) mengemukakan, “ Dengan kemampuan menulis atau mengarang dimaksudkan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis itu mengungkapkan suatu gagasan atau pesan “. Kemampuan itu mencakup kemampuan menguasai unsur-unsur bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca. Jelasnya bahwa menulis mencakup macam-macam kemampuan. Mengerjakan pokok bahasa menulis dapat dikatakan suatu pelajaran yang sulit, karena diperlukan daya nalar dan teknik mengajar yang baik. Hal ini menuntut kretifitas dan wawasan guru dalam menyampaikan materi dengan cara memilih tehnik yang dianggap tepat. Dalam menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat Sudjana (1989:56-57) yaitu, “ Metode mengajar dan alat bantu mengajar pada dasarnya memberi petunjuk tentang apa yang akan dikerjakan oleh guru atau kegiatan guru. Metode mengajar yang dipilih akan digunakan oleh guru sangat menentukan kegiatan belajar siswa.” Dalam mengerjakan menulis karangan eksposisi ini penulis akan mencoba teknik diskusi dan pemberian tugas. Melalui diskusi dan pemberian tugas, perlahan-lahan akan memungkinkan siswa melahirkan ide, perasaan dan yang lain-lainnya dalam bentuk bahasa yang baik dan benar dengan cara yang teratur dan logis (Keraf, 1979:7) Dalam menetapkan metode dan alat bantu hendaknya menggunakan satu metode mengajar, tetapi kombinasi dari beberapa metode mengajar dengan bantuan alat peraga (Sudjana,1989:66). Oleh sebab itu sebelum penulis mengajak siswa untuk berlatih membuat karangan eksposisi, penulis terlebih dahulu menyampaikan materi dengan menggunakan ceramah. Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi mengajar (pengajaran) adalah ‘taktik’ yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani,2004:34) Jadi menurut Nana Sudjana, strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, hasil penelitian ini penulis kemukakan dalam skripsi berjudul, “Efektivitas Pembelajaran Mengarang Eksposisi dengan Menggunakan Teknik Diskusi dan Pemberian Tugas pada Siswa Kelas VIII di SMPN 3 Bayongbong Garut, Tahun Pelajaran 2009-2010 “. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Didalam penelitian ini, penulis memandang perlu untuk mengambil langkah-langkah pembatasan masalah agar terdapat kejelasan ruang lingkup dan batas-batas yang diteliti sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan serta tidak mengaburkan masalah yang sebenarnya. Dalam pembatasan mengarang Eksposisi ini penulis mengambil tema tentang bercocok tanam dalam tanaman holtikultura, selain itu juga penulis mengambil tema tentang ternak unggas. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan penelitian masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kemampuan mengarang eksposisi siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayongbong Garut Tahun Pelajaran 2009-2010 dalam mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik diskusi? Bagaimanakah kemampuan mengarang eksposisi siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayongbong Garut Tahun Pelajaran 2009-2010 dalam mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik penugasan? Adakah perbedaan kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong Garut Tahun Pelajaran 2009-2010 dalam mengarang eksposisi yang menggunakan teknik diskusi dengan yang menggunakan teknik penugasan? Tujuan Penelitian Keberhasilan sebuah penelitian dapat kita lihat dari kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah kita tetapkan, karena tujuan inilah yang menjadi pendorong untuk melaksanakan penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis merumuskan tujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong Garut thun Pelajaran 2009-2010dalam mengarang eksposisi. Untuk kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong, Garut Tahun Pelajaran 2009-2010 dalam mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik penugasan. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong Garut dalam mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik diskusi dan pemberian tugas. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain : Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam lembaga-lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan yang siswanya masih belum mampu mengaplikasikan cara mengarang eksposisi dengan menggunakan tehnik diskusi dan pemberian tugas Memberikan sumbangan pemikiran bagi tenaga pendidik, bahwa kemampuan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan, sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik diskusi dan pemberian tugas. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis bahwa kemampuan berbahasa merupakan tolak ukur bagi peningkatan penguasaan mengolah bahasa yang akan dipergunakan dalam mengarang. Anggapan Dasar Beberapa anggapan yang mendasari pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut : pemilihan teknik untuk mengajar sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pengajaran penyajian teknik yang sesuai membantu untuk mencapai hasil yang baik, dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa seorang guru yang mampu memilih teknik yang sesuai untuk mengajarkan pokok bahasan menulis, dalam hal ini karangan eksposisi akan membantu keefektifan belajar siswa dan keefektifan guru dalam mengajar. Hipotesis Hipotesis yang dirumuskan penulis sebagai berikut ini. Terdapat perbedaan kemampuan siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong Garut dalam mengarang eksposisi yang menggunakan teknik diskusi dan teknik penugasan. BAB II LANDASAN TEORETIS Pendahuluan Bab ini merupakan tinjauan penulis terhadap berbagai teori yang ada kaitannya dengan masalah penelitian. Tinjauan tersebut penulis lakukan terhadap teori-teori menulis, metode mengajar dan lain-lain yang diambil dari berbagai sumber. Berikut ini penulis akan menguraikan tinjauan kepustakaan satu persatu. mengenai kedudukan menulis dalam GBPP, mengenai batasan, fungsi dan tujuan menulis, mengenai teori tentang mengarang, jenis-jenis karangan, langkah-langkah menulis karangan meliputi pengertian eksposisi, ciri-ciri eksposisi, syarat-syarat eksposisi, jenis-jenis eksposisi, dan teknik penulisan eksposisi. Selain itu juga mengenai teknik mengajar yang meliputi teknik diskusi, dan pemberian tugas, penulis bahas dalam bab ini. Kedudukan Menulis dalam GBPP Kurikulum 2004 Standar Kompetensi GBHN 1999 menegaskan tentang perlunya diversipikasi kurikulum yang dapat melayani keanekaragaman kemampuan sumber daya manusia, kemampuan sarana pelajaran dan budaya di daerah. Diversifikasi kurikulum menjamin hasil pendidikan bermutu yang dapat membentuk masyarakat Indonesia yang damai sejahtera, demokratis, dan berdaya saing untuk maju. Fokus hasil pendidikan yang bermutu adalah siswa yang sehat, mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja, berpengetahuan, dan menguasai tekhnologi, serta cinta tanah air. Untuk mewujudkan siswa dengan ciri-ciri tersebut perlu dikembangkan kurikulum berdasarkan aspek-aspek berikut. a. Diversifikasi kurikulum b. Standar kompetensi c. Kurikulum berbasis kompetensi d. Empat pilar pendidikan kesejagatan e. Partisipasi masyarakat f. Manajemen berbasis sekolah Dengan kerangka aspek-aspek di atas, di perlukan standar kompetensi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang searah dengan jiwa perubahan yang mendasar dalam pengelolaan pendidikan. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi sedangkan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Standar kompetensi ini dimaksudkan agar siswa siap mengakses situasi multi global lokal yang berorientasi pada keterbukaan dan kemasa depanan. Kurikulum ini diarahkan agar siswa dapat menyaring yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan siswa menyadari akan eksistensi budayanya sehingga tidak tercerabut dari lingkungannya. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah program untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Standar kompetensi ini berfungsi sebagai: a. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa; b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; c. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; d. Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah; e. Sarana pengembangan penalaran dan; f. Sarana pemahaman beraneka ragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia.(Depdiknas,2003:2) Tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan standar kompetensi, adalah sebagai berikut: a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara; b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan; c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis); e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan; f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. (Depdiknas,2003:2) Bahan Pengajaran Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP terdiri atas dua aspek yaitu aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa dan bersastra masing-masing terbagi atas sub aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Standar kompetensi bahan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya keterampilan menulis yang mencakup pada kemampuan berbahasa adalah menuangkan ide atau gagasan dalam berbagai jenis wacana, baik secara tersurat maupun secara tersirat untuk berbagai tujuan. Adapun kemampuan bersastra yang mencakup keterampilan menulis adalah menulis dan memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra, serta mampu melakukan apresiasi secara tepat. (Depdiknas,2003:3-4) Ruang lingkup dan urutan pada bahan pengajaran menulis untuk kelas VII SMP berdasarkan kurikulum 2004. Tabel 2.1 Bahan Pengajaran Menulis untuk Kelas VII SMP Berdasarkan kurikulum 2004 Standar Kompetensi Tahun 2003 Kemampuan Berbahasa Standar kompetensi : Mampu menulis dan memahami berbagai karangan non sastra dengan berbagai tekhnik menulis secara intensif untuk berbagai tujuan No unit Kompetensi siswa Indikator Materi Pokok Semester Alokasi Waktu (menit) 1. Menulis paragraph yang berpola umum-khusus (deduktif) dan khusus-umum(induktif) Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraph Menentukan kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama Menjelaskan perbedaan antara paragraph yang berpola umum-khusus (deduktif dan yang berpola khusus –umum (induktif) Menuliskan kesimpulan paragraph deduktif dan induktif Paragraph yang berpola deduktif dan induktif 1 2 X 45 2 Menulis ikhtisar Membuat ikhtisar tiap-tiap paragraf Merumuskan garis besar seluruh paragraph Mengidentifikasikan gagasan yang seharusnya ada tetapi belum dikemukakan dalam teks Menuliskan gagasan yang belum dikemukakan sebagai kelanjutan teks Mengumpulkan perbedaan dan persamaan kelanjutan isi teks antara tulisan sendiri dan tulisan teman Memperbaiki tulisan yang berisi kelanjutan isi teks berdasarkan hasil masukan teman-teman Teks yang belum selesai ditulis 1 2 x 45 3 Menulis berita Menulis naskah berita dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar Naskah berita 1 2 x 45 4 Menulis intensif Membuat ikhtisar dari tiap-tiap paragraph dalam teks tajuk rencana/editorial Mengungkapkan isi tajuk rencana/editorial Menyimpulkan isi tajuk rencana/editorial Menemukan opini/pendapat penulis tajuk rencana/editorial Menemukan sudut pandang penulis tajuk rencana/editorial Tajuk rencana atau editorial dalam surat kabar atau majalah 2 2 x 45 (Depdiknas, 2003: 19-20) Analisis Kesalahan Menulis Menurut Pateda (1989:108), Analisis kesalahan menulis pada mulanya hanya dilakukan untuk menganalisis penyimpangan penggunaan bahasa Inggris, terutama dalam kedudukan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing. Namun ide, teknik, dan teori yang mendasari analisis kesalahan kiranya dapat diterapkan untuk pengembangan bahasa Indonesia , khususnya dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa Indonesia. Penelitian tentang kesalahan berbahasa si terdidik belum banyak dilakukan di Indonesia. Kalau ada penelitian tentang kesalahan berbahasa, maka dilaporkan hanya hipotesis yang terbukti atau ditolak. Laporan penelitian biasanya penuh dengan ilustrasi angka yang kadang-kadang tidak terlalu menolong pembaca. Dapat dikatakan, angka yang dimuat hanya untuk mempertebal materi laporan penelitian. Hasil penelitian E. Sadtono (dalam Pateda, 1989:108) menunjukan bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menulis, baik dalam segi ejaan, bentuk kata, tata kalimat, maupun paragraf. Analisis kesalahan bertujuan untuk menemukan kesalahan, mengklasifikasikan, dan terutama untuk melakukan tindakan perbaikan. Kesalahan siswa mungkin saja disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi mungkin pula disebabkan oleh guru, bahan, metode, atau barangkali teknik mengajar guru. Dengan melakukan analisis kesalahan, termasuk analisis kesalahan menulis, guru dapat merencanakan pengajaran remedial dan dengan demikian dapat pula menentukan bahan yang akan diujikan. Kedudukan keterampilan menulis dalam GBPP mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, sebagai berikut : Batasan, Fungsi, dan Tujuan Menulis a. Batasan Menulis Menulis atau mengarang merupakan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis, yang berbeda dengan kegiatan pengungkapam gagasan secara lisan. Menulis merupakan kemampuan menyampaikan sesuatu melalui bahasa tulis dan dapat mengungkapkan ide yang jelas apabila seseorang membaca tulisan tersebut. Bahasa tulis merupakan pengungkapan kembali dari bahasa lisan dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 1982:4). Melukis menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. (Tarigan,1982:21) Dari berbagai pendapat di atas, maka penulis simpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan melahirkan isi pikiran dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang tertulis dan bila orang lain membacanya akan memahami isi tulisan tersebut. b. Fungsi Menulis Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, dan dapat memudahkan untuk memperdalam daya tanggap serta dapat memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi. Tulisan juga dapat membantu kita untuk mejelaskan pikiran-pikiran kita, yang tak jarang kita temui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam atau dengan cara tertentu ( D’Angelo dalam Tarigan, 1980:22) Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah seperti di bawah ini : Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca) Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan atau teman sang penulis) Waktu dan kesempatan ( keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut karangan dan sebaginya ) ( D’Angelo dalam Tarigan 1980 :20) c. Tujuan Menulis Sang penulis memegang peranan tertentu, dan tulisannya mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya. Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan sikap kepada pembaca. Menurut Tarigan maksud atau tujuan penulis adalah, “response atau karangan yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca” (Tarigan, 1982 :23) Berdasarkan batasan tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa : Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informatif discourse) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasif discourse) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literen (wacana kesastraan atau literary discourse) Agaknya perlu diperingatkan disini bahwa dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi sering bertumpang tindih, dan setiap orang mungkin saja menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam daftar di atas. Tetapi dalam kebanyakan tujuan menulis ada satu tujuan yang menonjol atau dominan, dan yang dominan inilah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut (D’Angelo dalam Tarigan, 1982: 24) Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk menyampaikan pikiran, perasaan, ide, gagasan serta informasi penulis kepada pembaca. Hal Ihwal Karangan 1. Pengertian Karangan Karangan merupkan salah satu perwujudan keterampilan menulis. Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa, disamping keterampilan lainnya, yaitu menyimak, berbicara dan membaca. Untuk kegiatan sehari-hari pada umumnya kita telah mampu melakukan menyimak, berbicara, dan membaca. Namun lain halnya dengan kegiatan menulis (mengarang). Menulis merupakan suatu kegiatan berpikir yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Artinya menulis atau mengarang menuturkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat dan dibaca. “ Mengarang diartikan juga merangkai, menyusun secara cermat buah pikiran ke dalam tulisan yang teratur dan beruntun tentang suatu masalah. Istilah lain yang sering digunakan adalah menulis. Hasil mengarang atau menulis disebut tulisan atau karangan,” ( Syamsudin, 1994:1) Karangan ialah susunan bahasa yang diciptakan untuk mengekspresikan gagasan, perasaan, pikiran, dan ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan secara sitematis. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1996:445) Karangan berarti menulis dan menyusun sebuah cerita, artikel, dan sajak. Kemudian menurut pendapat Rusyana (1984:134) mengemukakan bahwa “yang dimaksud mengarang adalah menurut arti katanya, pada kata mengarang terkandung arti tindakan menyusun, mengatur, mengikat menjadi satu kesatuan. Mengarang bahasa adalah menggunakan bahasa untuk mengutarakan sesuatu secara tertulis dan bahasa untuk mengutarakannya harus tersusun pula”. Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa mengarang adalah suatu kegiatan, perbuatan, atau pekerjaan dalam mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan yang dituangkan kedalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa yang terpilih dan disusun secara sistematis. 2. Jenis-Jenis Karangan Sebelum kita menulis, tentunya kita telah merumuskan dulu tujuan untuk apa kita menulis. Misalnya kita menulis bertujuan untuk menyampaikan informasi, menceritakan atau mengisahkan tentang kejadian, melukiskan atau menggambarkan suatu keadaan atau tempat, mengajak pembaca untuk meyakini apa yang diutarakan oleh kita atau ada tujuan-tujuan lain. Dalam proses menulis (mengarang) kita dapat mengutarakan ide, gagasan, pikiran dan perasaan itu dengan memilih bentuk-bentuk atau jenis-jenis karangan, sebagai sarana pengembangan pikiran kita, sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk lebih meningkatkan pemahaman kita mengenai pemilihan jenis-jenis karangan sesuai dengan tujuan kita. Maka, kita harus menambah pengetahuan tentang karangan, agar kita benar-benar mampu melaksanakannya kedalam bentuk karangan dengan memilih jenis-jenis karangan tertentu. Oleh karena itu, marilah kita simak beberapa pendapat para ahli bahasa mengenai karangan. Keraf (1997:109) mengemukakan bahwa, “karangan terbagi atas beberapa jenis, yaitu : 1. Narasi, 2. Deskripsi, 3. Eksposisi, dan 4. Argumentasi”. Sementara itu menurut Rusyana (1984:135), karangan terbagi atas beberapa jenis, yaitu : 1. Bahasa ( eksposisi), 2. Hujjah (argumentasi), 3. Lukisan (deskripsi), 4. Kiasan (narasi), 5. Cakapan (drama), dan 6. Surat Karangan ditinjau dari segi isinya terbagi atas beberapa jenis karangan, yaitu: naratif, deskriptif, eksposisi, argumentatif, dan persuasif, (Supriyadi dkk, 1999:270-274) Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas. Maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa di dalam mengarang itu terdapat banyak jenis karangan. Dalam hal ini, penulis batasi bahwa jenis-jenis karangan itu terbagi atas lima jenis karangan saja, yaitu : 1. narasi, 2. deskripsi 3. eksposisi, 4. argumentasi, dan 5. persuasi. Karangan Narasi adalah karangan yang berusaha untuk mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis Karangan Deskripsi adalah karangan yang berusaha untuk menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya karangan Eksposisi adalah karangan yang berusaha dan bertujuan untuk memberi penjelasan atau informasi tentang sesuatu kejadian atau persoalan Karangan Argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca dan berusaha mengajukan pembuktian-pembuktian sehingga sependapat dengan penulis Karangan Persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu kepada orang lain atau pembaca untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Langkah-Langkah Menulis Karangan Dalam menulis sebuah karangan diperlukan adanya tahapan-tahapan atau langkah-langkah sebagai tuntunan yang harus dilakukan. Sesuai dengan pendapat Keraf (1997:134), “langkah-langkah mengarang dapat menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan”. Adapun langkah-langkah tersebut adalah seperti di bawah ini. Menentukan tujuan penulisan Menentukan gagasan yang akan dikemukakan Mengemukakan pokok persoalan dengan jelas atau adanya kesatuan karangan dan ide pokok Melakukan analisis untuk mengetahui subjek yang akan dikemukakan Menggolongkan (mengklasifikasikan) untuk memilah-milah bahan karangan Mengorganisasikan karangan atau outline (kerangka karangan) Untuk memahami lebih jauh sebuah karangan, di bawah ini penulis mencoba untuk mendalami salah satu jenis karangan untuk dikaji lebih dalam tentang pengertian, ciri-ciri, syarat, jenis-jenis, dan teknik penulisan dari karangan eksposisi. Karangan Eksposisi Pengertian Eksposisi Apabila seorang penulis bermaksud menjelaskan suatu objek kepada pembacanya dengan analisis sifat-sifat, keadaan, petunjuk,-petunjuk yang bersifat informatif, biasanya penulis memilih karangan jenis eksposisi. Eksposisi biasanya digunakan pada tulisan-tulisan ilmiah, seperti makalah, paper, tesis. Arti kata eksposisi secara leksikal, yaitu : Uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan (misal suatu kejadian) Pameran (barang-barang hasil industri, Karya seni, Kerajinan tangan dsb.) Bagian awal karyasastra yang baris keterangan tentang tokoh dan latar, paparan. (Balai Pustaka, 1990:222) Sebagaimana yang diungkapkan keraf, “Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca”. ( Keraf, 1995:7 ) Ciri-Ciri Eksposisi Ekposisi adalah bentuk wacana yang tujuan utamanya memberitahukan informasi mengenai suatu subjek tertentu. Dengan informasi tadi pengetahuan para pembaca bertambah luas. Apakah pembaca menerima semua informasi yang di sampaikan penulisnya atau tidak, bukan menjadi masalah. Karena itu, jenis wacana ini sama sekali tidak bermaksud mempengaruhi atau merubah sikap dan pendapat orang lain atau pembaca. (Keraf, 1995:8) Uraian di atas memberikan gambaran mengenai ciri-ciri eksposisi di tinjau dari berbagai segi, yaitu tujuan, rasa frustasi, gaya penyajian, gaya bahasa dan fakta. Berikut ini penjelasan mengenai ciri – ciri tersebut. Dari segi tujuan, eksposisi berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu pokok persoalan, tanpa usaha mempengaruhi pembaca. Ciri yang pertama di atas membawa kita pada ciri yang kedua, yaitu yang menyangkut keputusan. Dalam karangan eksposisi penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca. Untuk menerima atau tidak menerima apa yang di katakan oleh penulis. Untuk itu dalam karangan eksposisi penulis tidak memaksakan kehendaknya pada pembaca, sehingga keputusan dalam karangan eksposisi bersifat demokratis. Ciri –ciri yang ketiga mengenai rasa frustasi. Dalam karangan eksposisi penulis tidak berusaha mengundang reaksi, ia sama sekali tidak bermaksud mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca. Sebagai akibat dari dua ciri yang telah dikemukakan di atas, maka penulis eksposisi tidak merasa prustasi kalau pendapatnya tidak di ikuti oleh para pembaca. Aspek lain ciri eksposisi adalah gaya penyajian. Cara penyajian dalam karangan eksposisi lebih bergaya informatif, artinya berusaha menguraikan objek sejelas–jelasnya, sehingga pembaca dapat mengungkap informasinya dengan mudah. Gaya penyajian mempengaruhi gaya bahasa yang di gunakan eksposisi, sebagai ciri yang kelima. Gaya bahasa yang di gunakan dalam eksposisi adalah bahasa berita tanpa subyektipitas dan emosional. Maksudnya penulis sama sekali tidak menggunakan kata–kata yang tidak membangkitkan rasa emosi para pembaca. Ciri terakhir eksposisi adalah dari segi fakta. Fakta–fakta yang di gunakan eksposisi hanya sebagai alat konkritisas, yaitu membuat rumusan, kaidah, atau kesimpulan yang dikemukakan itu menjadi konkret. Karena berfungsi sebagai komkritisasi, maka fakta yang disajikan pun secukupnya saja. Syarat-Syarat Eksposisi Tujuan utama eksposisi adalah memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai obyek yang digarapnya untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pengarang yang ingin menulis eksposisi harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini : Mengetahui serba sedikitnya tentang subyek atau topik garapannya, sehingga ia dapat memperluas pengetahuannya dengan penelitian lapangan, observasi wawancara, dan studi kepustakaan. Dari kegiatan penelitian itu ia mengumpulkan bahan sebanyak-banyaknya, dievaluasi, diklasifikasi, untuk kemudian ditampilkan dalam tulisannya. Mempunyai kemampuan untuk menganalisa persoalan tersebut secara jelas dan konkret bahan yang dikumpulkan harus diolah, diseleksi, dievaluasi, dan dianalisa untuk dituangkan dalam sebuah karangan berbentuk final. Semakin baik analisa dan evaluasi yang diadakan, semakin baik nilai eksposisi yang ditulisnya. Jenis-Jenis Eksposisi Metode-metode atau cara-cara yang bisa digunakan dalam karangan eksposisi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, di antaranya seperti di bawah ini. Eksposisi Identifikasi, Identifikasi sebagai berikut suatu metode eksposisi adalah proses menyebutkan unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau obyek sehingga ia dikemal sebagai hal atau obyek tersebut Eksposisi Analisa, yaitu eksposisi yang terdiri dari proses memeriksa dan mengamati suatu hal untuk membedakan bagian-bagian atau unsur-unsurnya, baik secara terpisah-pisah maupun secara bersama-sama, dengan menunjukkan relasinya satu sama lain dalam menunjang kesatuannya Eksposisi Klasifikasi, yaitu eksposisi yang menempatkan sebuah subyek dalam sebuah konteks yang logis yang menempatkan objek itu dalam sebuah sistem Eksposisi Definisi, yaitu eksposisi menggunakan metode definisi untuk memperluas pengetahuan orang mengenai suatu referen Eksposisi Perbandingan, yaitu eksposisi yang berusaha meperkenalkan suatu obyek yang digarapnya melalui perbandingan dengan obyek lain yang telah dikenal Eksposisi Ilustrasi atau eksemflikasi, adalah eksposisi yang memberikan gambaran atau penjelasan yang khusus dan konkret atas suatu prinsip umum atau suatu gagasan umum Teknik Penulisan Eksposisi Teknik penulisan eksposisi yang paling umum mengandung tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh eksposisi, dan kesimpulan a. Pendahuluan pada bagian pendahuluan penulisan eksposisi menyajikan latar belakang, alasan memilih topik, ruang lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan tujuan penulisan, serta kerangka acuan yang digunakan. Dalam tulisan popular, pendahuluan tidak perlu mengemukakan semua unsur yang dikemukakan di atas, tetapi dapat memilih beberapa dari semua segi yang dikemukakan tadi, sebagai dasar untuk mengembangkan tulisan dalam isi eksposisi. b. Tubuh eksposisi Penulis, sebelum menguraikan tubuh eksposisi harus mengembangkan sebuah kerangka karangan terlebih dahulu. Berdasarkan kerangka karangan tersebut, penulisan kemudian menyajikan uraiannya mengenai tiap bagian secara terperinci, sehingga konsep atau gagasan-gagasan yang ingin diinformasikan kepada pembaca tampak jelas c. Kesimpulan Bagian akhir dari teknik penulisan eksposisi adalah menyimpulkan uraian atau isi eksposisi. Kesimpulan yang disajikan eksposisi tidak mengarah pada usaha mempengaruhi pembaca. Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat semacam pendapat atau kesimpulan yang dapat diterima atau ditolak pembaca. Yang penting penulis telah menyajikan informasi mengenai topik tadi, untuk memperluas wawasan atau pandangan membaca. Proses Belajar Mengajar Dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan disertai dengan penentuan bahan pelajaran. Prinsif-prinsif sebagai pegangan untuk merumuskan kegiatan belajar mengajar antara lain. Siswa harus diberi kesempatan untuk mengalami tingkah laku yang dituntut oleh TPK. Pengalaman belajar haruslah sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kepuasan dalam melaksanakannya. Pengalaman belajar yang dipilih haruslah berada dalam kemungkinan siswa untuk melibatkan dirinya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan banyak pengalaman belajar yang dapat dilaksanakan Pengalaman belajar yang sama mungkin dapat mencapai beberapa hasil belajar. (Tayler dalam Kosadi dan Rahmina, 1991: 67-68) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dan Teknik Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, pendekatan yang dimaksud di sini adalah metode. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menjelaskan, menggambarkan, serta membeberkan suatu variable masa lalu dan masa sekarang. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana (2001:64) mengatakan bahwa, “ Metode dekriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.” Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis melakukan penelitian yang lebih menekankan pada pengungkapan untuk memahami permasalahan yang terjadi di lapangan. Teknik penelitian yang penulis gunakan adalah teknik Survey Analisis Dokumenter, dalam hal ini tertuju pada pemecahan masalah yang terjadi di masa sekarang. Bahan penganalisisan dalam penelitian ini berupa karangan siswa. Populasi dan Sampel 1. Populasi Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka populasi yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayongbong sebanyak empat kelas yang berjumlah sekitar 160 orang, dengan data seperti yang terlampir dalam tabel berikut ini : 2. Sampel Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”, (Arikunto, 2002:109). Dengan demikian dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan sebagian populasi saja yang dipandang dapat mewakili populasi. Adapun sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini merupakan hasil karangan siswa dengan teknik pengambilan random atau sampel acak. Jumlah sampel yang diambil dari jumlah populasi siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayongbong, Garut yang berjumlah empat kelas diambil dua kelas, yaitu kelas VIII B dan kelas VIII C. dari kelas VIII B dengan jumlah siswa 40 orang diambil sampel karangan sebanyak 20 orang, dan dari kelas VIII C dengan jumlah siswa 38 orang diambil sampel 15 orang. Langkah-langkah Penelitian Langkah-Langkah Persiapan, Sebagai Berikut : Penulis meminta surat izin penelitian kepada lembaga Penulis menghubungi pihak SMPN 3 Bayongbong Penulis menempuh perizinan kepada Kepala Sekolah SMPN 3 Bayongbong untuk melaksanakan penelitian Penulis merencanakan dan menyusun teknik pengumpulan data Pengumpulan Data Sebelum pengumpulan data dilakukan, penulis mengadakan persiapan. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dikemukakan persiapan pengumpulan data dan pelaksanaannya. Persiapan Pengumpulan Data Supaya penelitian ini tidak menemukan hambatan, maka segala sesuatu yang menunjang keberhasilannya perlu kita persiapkan sebelumnya. Begitu pula dengan pengumpulan data yang menjadi objek dalam penelitian ini. Persiapan pengumpulan data yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut: Menetapkan teknik pengumpulan data. Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data ini adalah tes kemampuan menulis eksposisi berupa tugas mengarang dengan teknik berdiskusi Mempersiapkan alat dan bahan pengumpul data, mula-mula penulis akan mencari bahan untuk tes kemampuan mengarang eksposisi. Ketentuan dalam menulis eksosisi ini siswa diharapkan dapat membuat karangan eksposisi sesuai dengan kosakata yang telah penulis sediakan dalam soal mengarang dan pengerjaannya dengan cara didiskusikan. Pelaksanaan Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini penulis melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut : Menghubungi Kepala Sekolah dan guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP 3 Bayongbong, Garut, untuk mendapat persetujuan mengenai waktu pelaksanaan tes kemampuan menulis eksposisi Mencatat jumlah kelas dan jumlah siswa kelas VIII yang ada di kelas B dan C Menetapkan sampel penelitian Melaksanakan tes kemampuan menulis eksposisi Mengumpulkan hasil tes kemampuan menulis eksposisi Meminta surat tanda bukti bahwa penulis telah melaksanakan penelitian di SMPN 3 Bayongbong, Garut, pada kelas VIII B dan VIII C. Analisa Data dan Penafsiran Data Analisis atau pengolahan data merupakan hal yang penting sekali, karena dengan pengolahan data inilah data-data yang telah diperoleh dari lapangan akan di olah sehingga data itu akan bermakna dan dapat digunakan dalam menarik kesimpulan atau menguji hipotesis penelitian. Untuk mengklasifikasikan data dalam bentuk kesimpulan diperlukan pengolahan data. Begitu pula halnya dengan data yang ada dalam keefektifan penggunaan teknik diskusi dan pemberian tugas ini. Untuk itu teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan statistik, yaitu uji coba perbedaan dua rata-rata (t test). Penelitian yang penulis lakukan termasuk pada t tes non indevendent (saling mempengaruhi orang yang dibandingkan sama. Akan tetapi sebelum menggunakan rumus ini terlebih dahulu penulis harus mengujicobakan hasil kemampuan siswa dengan uji normalitas dan homegenitas. Adapun tabel uji normalitas adalah sebagai berikut ini. Menguji normalitas dan distribusi masing-masing kelompok dengan tabel seperti di bawah ini : No. X1 F/n FX12 Fk Z1 F(Z1) S(Z1) F(Z1) - S(Z1) Keterangan : X1 : Nilai Siswa F/n : Frekuensi Nilai Siswa Fx1 : Frekuensi di kali nilai siswa Fx12 : frekuensi dikali nilai siswa yang dikuadratkan Fk : Frekuensi dijumlahkan satu persatu secara runtut Z1 : Untuk menguji kolom ini harus menghitung dulu x ̅ dan Z1 untuk menghitungnya mengguanakan rumus : Mencari x ̅ x ̅= (∑fx_1)/(∑f) Untuk mencari ∑fx_1 harus menjumlahkan terlebih dahulu angka yang ada sdi kolom fx_1. Sedangkan untuk mencari ∑f, harus menjumlahkan angka yang ada pada kolom f/n. Mencari rumus Z1 Z1 = (X_1- X ̅)/S S = √(∑▒x_(1^2 ) )/(∑n-1) Kalau jawaban dari rumus ini sudah ditemukan kita tinggal memasukan ke dalam kolom Z1. Untuk mengerjakan kolom Z1 ini adalah nilai siswa dikurangi x ̅ kemudian dibagi hasil Z1. F (Z1) : Untuk mengerjakan bagian kolom ini kita harus mencari dulu nilai terakhir yang ada pada kolom Fk, setelah kita menemukan nilai tersebut kita harus mencari pada tabel. Jika hasil dari Z1 plus (+) maka 0,5000 + angka yang ada pada tabel. S (Z1) : Untuk mengisi kolom ini kita harus menggunakan rumus berikut ini Mencari S (Z1) S (Z1) = F_k/(∑f/n) F (Z1) - S (Z1) : untuk mengisi kolom ini kita tinggal mengurangi hasil F (Z1) dengan hasil dari S (Z1) Setelah rumus ini terjawab, kita tinggal mencari nilai terbesar yanbg ada pada tabel. F (Z1) - S (Z1). Kalau sudah di temukan kita tinggal mencarinya di tabel. Jika (tabel) < hitung maka artinya hipotesis diterima atau data dalam keadaan normal. Jika ternyata keduanya berdistribusi normal, dilanjutkan dengan menguji homogenitas variansi yang langkah-langkahnya sebagai berikut : Terlebih dahulu kita harus mendata nilai karangan siswa sebelum kita menggunakan teknik mengarang eksposisi (X1). Kemudian kita juga harus mendata nilai karangan siswa yang telah mengguanakan teknik mengarang eksposisi (X2) . setelah keduanya selesai di data maka kita harus mengolahnya dengan rumus homogenitas berikut ini. No. X1 F FX12 Keterangan : X2 : Kolom ini diisi nilai siswa dengan cara mengurut dari nilai terkecil sampai nilai yang terbesar. F : Kolom ini memuat jumlah siswa yang nilai sama (frekuensi) FX22 : Kolom ini diisi dengan rumus ferekuensi dikali nilai siswa yang dikuadratkan. Setelah mengerjakan langkah-langkah di atas. Maka langkah yang selanjutnya adalah seperti berikut ini : S1 =√((∑▒〖Fx_(1^2 ) 〗)/(n_1- 1)) Untuk mencari ∑FX12 yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh hasil yang ada pada kolom ∑FX12. Adapun n1 artinya adalah jumlah siswa. Langkah selanjutnya adalah mengerjakan rumus berikut ini F= ((s_1 )^2)/((s_2 )^2 ) Mencari F : F 1/2 α (n1 – 1; n2 – 1) Jika data Lhitung lebih kecil dari Ltabel maka dapat disimpulkan kalau data diambil dari populasi yang homogen. Sedangkan tabel indevendent adalah sebagai berikut ini. No. x1 X2 φ1(x1 –( x) ̅1) φ_(1^2 ) φ2(x2 –( x) ̅2) φ2 Mencari ( x) ̅1 adalah dengan rumus ( x) ̅1 (∑x_1 )/(f/n) , sedangkan untuk mengetahui ( x) ̅2 (∑x_2 )/(f/n) untuk menghitungnya menggunakan rumus berilut ini. t = x ̅_(1- x ̅_2 )/√((( ∑φ■(2@1)+ ∑φ■(2@2)))/) Jika ternyata kedua variansi homogen, maka dilanjutkan tes t yang langkah-langkahnya sebagai berikut : Mencari deviasi standar dsg = √(((n_1-1) V_1+(n_2-1) v_2)/(n_1 + n_2-2)) keterangan: V1 : Variansi Kelompok Teknik diskusi V2 : Variansi Teknik pemberian tugas n1 : Jumlah siswa kelompok teknik diskusi n2 : Jumlah siswa kelompok control (Nugraha, 1993: 39) Mencari nilai thitung t= ((x_1 ) ̅+ (x_2 ) ̅)/(^dsg √(b^2-4ac)) keterangan : (x_1 ) ̅ ∶ Rata-rata kelompok teknik diskusi (x_2 ) ̅ ∶ Rata-rata kelompok control n1 : Jumlah siswa kelompok teknik diskusi n2 : Jumlah siswa teknik pemberian tugas (Nugraha, 1993: 44) Menentukan derajat kebebasan db = n1 + n2 -2 Menentukan nilai ttabel dari daftar Uji dua pihak : =(t_1 _1)/(2 2 ) α untuk α =1% dan α=5% -ttab ttab Pengujian hipotesis Untuk menguji dua pihak Kriteria : Jika -t(0,995)(db) < t < t(0,955)(db). Pada taraf signifikasi 1% maka kedua perlekuan tersebut sama. Bila t ada di luar atau sama dengan batas interval t(0,955)(db), maka kedua berbeda signifikan, yang lebih baik adalah bila rata-ratanya lebih besar. Untuk uji satu pihak Kriteria : Ho diterima jika t < t(1-α)(db) Ho ditolak jika t < t(1-α)(db) Kriteria pengujian : jika thitung berada pada –t(tab) < t < t(tab) Berarti kedua kelompok tidak ada perbedaan atau sama. Apabila hasil pengujian normalitas data diketahui bahwa data berdistribusi normal, tetapi tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji t1 : t^1=((x_1 ) ̅+ (x_2 ) ̅)/(^dsg √(v_2/n_1 +v_1/n_2 )) keterangan : (x_1 ) ̅ ∶ Rata-rata kelompok teknik diskusi (x_2 ) ̅ ∶ Rata-rata kelompok control V1 : Variansi Kelompok Teknik diskusi V2 : Variansi Teknik pemberian tugas n1 : Jumlah siswa kelompok teknik diskusi n2 : Jumlah siswa teknik pemberian tugas (Nugraha, 1993: 44) Setelah semua tabel dianalisis, kesimpulan-kesimpulan data tabel yang berkaitan akan dibahas secara khusus pada sub bab pembahasan hasil penelitian di akhir bab IV. Kriteria Penelitian No. Unsur-Unsur Yang Dinilai Skor Kriteria Penelitian 1 Isi 27 - 30 Sangat baik – sempurna : padat informasi, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas 22-26 Cukup- baik : informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas relevan dengan masalah tetapi tidak lengkap 17-21 Sedang-cukup : informasi terbatas, substansi kurang pengembangan tesis tidak cukup, permasalahan tidak cukup 13-16 Sangat kurang : tidak berisi, tidsk ada substansi, tidsk ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan 2 Organisasi 18-20 Sangat baik-sempurna : eksposisi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif. 14-17 Cukup-baik : kurang lancer, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas urutan logis tetapi tidak lengkap. 10-13 Sedang-cukup : tidak lancer gagasan kacau terpotong-potong urutan dan pengembangan tidak logis . 7-9 Sangat kurang : tidak komunikatif tidak teroganisir, tidak layak nilai. 3 Kosakata 18-20 Sangat baik-sempurna : pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. 14-17 Cukup-baik : pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kata dan dapat merusak makna. 10-13 Sedang-cukup : pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kata dan dapat merusak makna . 7-9 Sangat kurang : pemanfaatan potensi kata asal-asalan pengetahuan tentang kosakata rendah, tidak layak nilai. 4 Penggunaan bahasa 22-25 Sangat baik-sempurna : kontruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. 18-21 Cukup-baik : konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. 11-17 Sedang-cukup : terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat makna membingingkan ataw kabur. 5-10 Sangat kurang : tidak menguasai aturan, terdapat banyakl kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai. 5 Mekanik 5 Sangat baik-sempurna : manguasai aturan penulisan,hanya terdapat beberapa kesalahan pada ejaan. 4 Cukup-baik : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. 3 Sedang-cukup : sering terjadi kesalahan ejaan makna membingungkan atau kabur. 2 Sangat kurang : tidak menguasai aturan penulisan terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebagai sumber data bagi penulis dalam penelitian ini adalah karangan eksposisi yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMPN 3 Bayongbong Garut. Dalam hal ini penulis mengambil sampel karangan dari dua kelas, dari kelas VIII B dengan jumlah siswa 40 orang diambil sampel karangan sebanyak 20 orang, dan dari kelas VIII C dengan jumlah siswa 38 orang diambil sampel 15 orang, dari dua kelas berarti 35 karangan eksposisi yang diambil penulis. Karangan siswa penulis peroleh dengan cara mengadakan proses belajar mengajar mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik diskusi dan pemberian tugas di kelas VIII SMPN 3 Bayongbong Garut. Pengolahan data yang berbentuk karangan penulis lakukan dengan cara sebagai berikut : Mengidentifikasikan kesesuaian : isi dengan judul karangan dan kesesuaian isi dengan jenis karangan Mengklasipikasikan kesesuaian : isi dengan judul karangan dan kesesuian isi dengan jenis karangan. Menganalisis kesesuaian : isi dengan judulk karangan dan kesesuaian isi dengan jenis karangan. Memberikan nilai hasil karangan eksposisi siswa. Analsisis Data Aspek yang dianalisis dalam karangan eksposisi siswa, dari segi : Kesesuaian isi dengan judul karangan Kesesuaian isi dengan jenis karangan yang dimaksud Hasil Pretes dan Postes Dalam pelaksanaan penelitian, penulis memulai dengan pretes dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif, sebelumnya penulis menjelaskan pembelajaran ejaan dengan metode ceramah. Hasil analisis data, penulis rumuskan dalam tabel di bawah ini. Analisis Karangan Berdasarkan Kesesuaian Isi Dengan Judul karangan, dan Kesesuaian Isi dengan Jenis Karangan Eksposisi. Karangan siswa dari kelas A dengan no Absen 01 Judul : Pengembangan Tanaman Cabai Isi : Teknik menanam cabai yang diperlukan dalam mengolah makanan Analisis : - Isi karangan sudah sesuai dengan judul Karangan ini berbentuk eksposisi karena di dalamnya menjelaskan bagaimana cara menanam cabai. Karangan siswa dari kelas A no Absen 03 Judul : Tanaman Tomat Isi : Cara memanfaatkan tanaman tomat dari mulai menanam, fungsi dari tomat, sampai ke pemasaran. Analisis : - Isi karangan sudah sesuai dengan judul - Karangan ini berbentuk eksposisi karena di dalamnya menjelaskan bagaimana cara memilih bibit, serta manfaat dari tanaman tomat yang bias dibuat berbagai macam makanan, dan pemasarannya. Karangan siswa dari kelas A no Absen 04 Judul : Cara Menanam Kentang Isi : Teknik menanam kentang dari mulai penyedian lahan sampai kepanen. Analisis : - Isi karangan sudah sesuai dengan judul - Karangan ini berbentuk eksposisi karena di dalamnya menjelaskan bagaimana cara menyiapkan lahan,memilih bibit yang baik, sampai kepanen Karangan siswa dari kelas A no Absen 05 Judul : Cara Menanam Bawang Isi : Menjelaskan cara menanam bawang dari mulaia mengeringkan bawang yang kering lalu ditimbun dengan tanah dan di beri pupuk. Analisis : - Isi karangan sudah sesuai dengan judul - Karangan ini berbentuk eksposisi karena di dalamnya menjelaskan bagaimana cara menanam bawang dari mulai benih, perawatan, sampai panen. Karangan siswa dari kelas A no Absen 14 Judul : Bawang Putih Isi : Menjelaskan manfaat dari bawang putih Analisis : - Isi karangan sudah sesuai dengan judul - Karangan ini berbentuk eksposisi karena di dalamnya menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan bawang putih sebagai obat herbal. TABEL 4.1 DATA HASIL PRETES No. Nama Pretes Skor Nilai Ade Kurniawan 12 4 Ade Munawar 16 5 Ai Depi 18 6 Ari Vikri 15 5 Aris Mulyana 19 6 Dede Jepi 17 6 Dede Titin 14 5 Dendi Iskandar . 17 6 Dudi Gunawan 17 6 Ema Fauziah 19 6 Firman Nurjaman 12 4 Hasanah 8 3 Heri Kiswanto 20 7 Hipdi Ramdani 16 5 Ila Jamilah 17 6 Imas Diana 17 6 Irman Haryaman 22 7 Kustiawan 20 7 MAriam Marsela 17 6 Mila Indri L 16 5 Muhamad Ramdani 16 5 Neng Elsa Sri Nopiana 17 6 Nurajijah 12 4 Resti Pausi 12 4 Rian Siti Saadah 20 7 Riana 17 6 Rifki Alfaresa 15 5 Risal Salmi 11 4 Riswan Nugraha 9 3 Rudi Rudiansyah 17 6 Saepul Hidayat 16 5 Sandi Islami Putra 16 5 Sendra Maulana F 17 6 Santo Sanjaya 17 6 Sapitri 13 4 Siti Mulyani 16 5 Siti Nurparida 16 5 Tina Purnama 12 4 Jumlah 201 Rata-rata 5,29 Berdasarkan tabulasi di atas, dapat dilihat hasil rata-rata kompetensi siswa dalam ejaan. Pada tes awal (pretes) sebesar 5,29. Apabila mengacu criteria pengelompokan hasil belajar yang dikemukakan Arikunto (1992: 243) yaitu : 80 – 100 = Baik sekali 66 – 79 = Baik 56 – 65 = Cukup 40 – 55 = Kurang < 59 = Gagal Maka, hasil yang diperoleh tergolong pada hasil belajar yang cukup. TABEL 4.2 DATA HASIL POSTES No. Nama Pretes Skor Nilai Ade Kurniawan 5 5 Ade Munawar 7 7 Ai Depi 7 7 Ari Vikri 8 8 Aris Mulyana 7 7 Dede Jepi 8 8 Dede Titin 7 7 Dendi Iskandar . 7 7 Dudi Gunawan 7 7 Ema Fauziah 8 8 Firman Nurjaman 7 7 Hasanah 6 6 Heri Kiswanto 7 7 Hipdi Ramdani 6 6 Ila Jamilah 7 7 Imas Diana 8 8 Irman Haryaman 9 9 Kustiawan 8 8 MAriam Marsela 7 7 Mila Indri L 9 9 Muhamad Ramdani 7 7 Neng Elsa Sri Nopiana 7 7 Nurajijah 8 8 Resti Pausi 7 7 Rian Siti Saadah 9 9 Riana 7 7 Rifki Alfaresa 7 7 Risal Salmi 7 7 Riswan Nugraha 6 6 Rudi Rudiansyah 7 7 Saepul Hidayat 8 8 Sandi Islami Putra 7 7 Sendra Maulana F 6 6 Santo Sanjaya 7 7 Sapitri 7 7 Siti Mulyani 6 6 Siti Nurparida 8 8 Tina Purnama 7 7 Jumlah 273 Rata-rata 7,18 Berdasarkan tabulasi di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata kompetensi siswa dalam mengarang menggunakan karangan eksposisi. Pada tes akhir (postes) sebesar 7,18 maka hasil yang diperoleh tergolong pada hasil belajar yang baik. Analisis dan Pembahasan TABEL 4.3 PERSIAPAN PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRETES No. Xi F/n FXi FXi2 FK 2i F(2i) S(2i) F(2i)-S(2i) 3 2 6 36 2 -0,13 0,4483 0,05 0,3983 4 7 28 784 9 -0,07 0,4721 0,24 0,2321 5 11 55 3025 20 -0,02 0,492 0,53 -0,038 6 14 84 7056 34 0,04 0,516 0,89 -0,374 7 4 28 784 38 0,09 0,5359 1 -0,14641 ∑F=38 ∑FXi=201 ∑F Xi2=1165 Nilai yang paling besar 0,3983 → L hitung Khas tabel liliefors untuk n = 38 99%=1,013/√38=1,013/6,16=0,1672=0,17 Setelah diperoleh nilai terbesar. Maka, nilai dapat dikatakan normal apabila L hitung lebih kecil daripada L tabel. Akan tetapi setelah dilakukan uji normalitas L hitung lebih besar daripada L tebel, artinya data tidak normal. TABEL 4.5 PERSIAPAN UJI WILCOXON No. Data XA1 XB2 Beda XB2 – XA1 Tanda Jenjang Jenjang + - 4 5 1 3,5 3,5 5 7 2 8,5 8,5 6 7 1 3,5 3,5 5 8 3 12 12 6 7 1 3,5 3,5 6 8 2 8,5 8,5 5 7 2 8,5 8,5 6 7 1 3,5 3,5 6 7 1 3,5 3,5 6 8 2 8,5 8,5 4 7 3 12 12 3 6 3 12 12 7 7 0 - - 5 6 1 3,5 3,5 6 7 1 3,5 3,5 6 8 2 8,5 8,5 7 9 2 8,5 8,5 7 8 1 3,5 3,5 6 7 1 3,5 3,5 5 9 4 11,25 11,25 5 7 2 8,5 8,5 6 7 1 3,5 3,5 4 8 4 11,25 11,25 4 7 3 12 12 7 9 2 8,5 8,5 6 7 1 3,5 3,5 5 7 2 8,5 8,5 4 7 3 12 12 3 6 3 12 12 6 7 1 3,5 3,5 5 8 3 12 12 5 7 2 8,5 8,5 6 6 0 - - 6 7 1 3,5 3,5 4 7 3 12 12 5 6 1 3,5 3,5 5 8 3 12 12 4 7 3 12 12 T=276,5 0 Z= (T= (n ( n+1))/4)/√((n (n+1)(2n+1))/24) =(T= (38 ( 38+1))/4)/√((38 (38+1)(2,38+1))/24) =(0-370,5)/√(((1482)(77))/24) =(0-370,5)/√(114114/24) =(0-370,5)/√4754,75 =(- 370,5)/√68,954= -5,37 Setelah dihitung dengan uji Wilcoxon, diperoleh hasil bahwa Z hitung = -5,37 tidak berada pada daerah penerimaan Ho (-1,96-1,96). Dengan demikian, hipotesis kerja diterima. Maka dari itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran mengarang eksposisi dengan menggunakan teknik penugasan dan diskusi cocok digunakan dalam pembelajaran mengarang di tingkat SMP.